Rabu, 20 April 2011

ajak anak kenali budaya indonesia

Ajak si Kecil Kenali Budaya Indonesia

 

ERA globalisasi terkadang membuat anak justru tak mengenal budayanya sendiri. Untuk mengantisipasinya, ajaklah buah hati Anda mengenal dan mencintai budaya .
Budaya menjadi bagian penting dalam kehidupan. Karena budaya, khususnya budaya Timur, syarat dengan ajaran tata krama serta nilai-nilai luhur yang sebenarnya. Itu sebabnya, penting sekali untuk mengenalkan budaya yang beraneka ragam kepada anakanak sebagai generasi penerus yang akan melestarikan dan memelihara budaya .
Psikolog dari Universitas , Irma Gustiana Andriani M Psi Psi mengatakan bahwa anak dapat dikenalkan pada budaya bangsa sendiri sejak usia dini. Terutama di mereka mulai menunjukkan ketertarikan untuk berinteraksi dengan orang lain, mulai anak usia tiga tahun misalnya.
“Segala bentuk nilai-nilai yang ada pada diri seseorang diawali sejak masih usia dini,” tutur psikolog yang berpraktik sebagai psikolog anak dan remaja di Divisi Konseling/Edukasi Lembaga Psikologi Terapan Universitas ini.
Dikatakan Irma, bagaimana orangtua menanamkan nilai kepada anak, akan membentuk kepribadiannya. Bagaimana anak memahami kebudayaan negerinya sendiri, juga dimulai dari lingkungan keluarga. Sebenarnya cukup sederhana bagi setiap keluarga untuk bisa menanamkan budaya asli bangsa .
“Hal itu bisa dilakukan, misalnya sejak dini anak diajarkan untuk memakai pakaian yang sopan, mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang yang lebih dewasa, serta mengucapkan terima kasih dan maaf,” ungkap Irma.
Irma menuturkan, orangtua yang cukup konsisten dalam menanamkan nilai atau value yang terkait dengan budaya asli bangsa, biasanya tidak merasa khawatir anak akan mengikuti budaya asing atau bahkan lebih memilih budaya asing.
“Orangtua perlu menjelaskan kepada anak mengenai manfaat positif yang bisa didapatkan jika mengenal budaya asing, tanpa meninggalkan dan melupakanbudaya bangsa sendiri,” ungkap psikolog yang mengajar di STIE Trisakti Jakarta ini.
Masih dijelaskan Irma, cara-cara untuk mengenalkan budaya negeri sendiri sangat beragam, bergantung pada minat anak tersebut. Jika anak berminat pada aktivitas di luar ruangan, maka orang tua bisa mengenalkan budaya dengan mengajak anakanak pergi ke tempat-tempat yang menyediakan wisata budaya , semisal ke Museum Bahari, museum batik, TMII, atau ke cagar budaya alam yang tersedia di Bogor.
“Di Taman Mini misalnya, anak bisa belajar langsung mengenal budaya bangsanya, mulai dari pakaian adatnya, tarian-tarian, dan lagu-lagunya,” tandasnya.
Irma menjelaskan, mengunjungi tempat wisata budaya bisa menjadi salah satu cara untuk merangsang minat anak terhadap kebudayaan . Jika lokasi rumah dengan tempat wisata terbilang dekat, maka tidak ada salahnya untuk mengunjungi tempat tersebut satu bulan sekal.
Nah setiap kali berwisata, anak bisa diajak ke tempat yang berbeda dengan tema yang berbeda. Semisal untuk bulan ini dikenalkan dengan budaya Sumatera, bulan selanjutnya dikenalkan dengan budaya Sulawesi dan seterusnya.
Atau jika anak sedang dalam liburan yang panjang, mereka boleh diberikan kesempatan berkunjung ke suatu dan dikenalkan dengan beragam aktivitas kebudayaan atau tempat-tempat bersejarah yang ada di tersebut.
Anak juga dapat diajarkan mengenai budaya bangsa sendiri melalui buku-buku kebudayaan yang ini sudah banyak di pasaran dengan kombinasi warna yang menarik sehingga meningkatkan minat terhadap budaya bangsa.
“Kombinasi yang baik juga dapat diberikan dengan cara membacakan cerita-cerita rakyat dengan menarik, misalnya intonasi suara dan ekspresi wajah yang bervariasi,” ucap psikolog lulusan Universitas Ini.
Maraknya media online jika dipetik dengan benar manfaatnya pun juga dapat digunakan untuk belajar dan mengenalkan adat budaya bangsa , misalnya mencari bentuk-bentuk rumah adat, makanan, tempat wisata dan pakaian adat, kemudian dicetak dan digunting serta ditempelkan pada suatu buku yang bisa diberikan judul tertentu.
Sebaliknya, jika anak menolak untuk diajak dikenalkan pada kebudayaan, maka kekreatifan orangtualah yang dibutuhkan. Penolakan biasanya akan terjadi jika cara-cara yang dilakukan membuat anak kurang nyaman. Misalnya jika anak memang tidak terbiasa membicarakan budaya bangsa sendiri, kemudian orangtua memaksakan anak untuk mempelajarinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar